PERIKSA SWAB ANTIGEN ATAU PCR YA?

Swab Antigen CoViD-19 adalah suatu pemeriksaan untuk mendeteksi adanya virus Corona-19 (CoViD-19) di sampel sekret mukosa hidung (nasopharynx).

Pemeriksaan ini bertujuan untuk skrining (penyaring) adanya infeksi CoViD-19. Artinya, bila hasil negatif, belum tentu seseorang tidak terinfeksi CoViD-19. Tetapi bila hasil positif, hampir bisa dipastikan seseorang tersebut terinfeksi oleh CoViD-19. Oleh karena itu, bila hasil Swab Antigen CoViD-19 negatif, maka bila didapatkan gejala atau adanya kontak erat dengan penderita CoViD-19, dianjurkan untuk meneruskan pemeriksaan dengan Swab PCR CoViD-19.

Adapun gejala terinfeksi CoViD-19 dewasa ini sangat bervariasi. Mulai tidak ada gejala sama sekali (OTG = Orang Tanpa Gejala), atau gejala yang sangat ringan (misalnya badan meriang, atau hanya bersin-bersin, atau hanya tenggorokan terasa tidak enak, atau mual dan kembung seperti gejala masuk angin), hingga gejala yang sedang hingga berat (seperti batuk kering, sesak napas, demam, badan lemas atau sakit semua, hingga gagal napas dan henti jantung).

Pemeriksaan Swab Antigen CoViD-19 dilakukan dengan cara mengambil “sekret” di dinding hidung sebelah dalam (Nasopharynx) menggunakan batang yang telah tersedia dalam kit reagen. Hasil dapat dilihat setelah masa inkubasi sampel selama 15 menit. Hasil yang dibaca setelah 20 menit tidak lagi valid.

Untuk memilih pemeriksaan swab Antigen CoViD-19, harus diperhatikan reagen/alat yang digunakan. WHO masih hanya merekomendasikan 2 merek untuk pemeriksaan swab antigen, yaitu merek Abbot dan merek SD-Biosensor Roche GmBH.

Swab PCR CoViD-19 adalah salah satu pemeriksaan yang menjadi standar baku emas diagnosa infeksi CoViD-19. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel dari usap hidung dan tenggorokan.

Walaupun merupakan standar baku emas, pemeriksaan PCR harus memiliki kriteria yang baik untuk digunakan sebagai alat bantu menegakkan diagnosa. Metode yang menjadi standar baku emas adalah RT-PCR. Gen target yang digunakan idealnya adalah lebih dari 2 gen target, dan salah satunya adalah gen target N.

Bila hasil negatif, belum tentu seseorang tidak terinfeksi CoViD-19, karena untuk ditemukannya virus melalui metode ini dibutuhkan jumlah virus yang cukup dan memperhitungkan masa inkubasi penyakit yaitu 2 – 14 hari. Tetapi bila dari pemeriksaan RT-PCR ini ditemukan virus atau dikatakan hasilnya positif, maka dapat dipastikan seseorang terinfeksi CoViD-19.

Menular tidaknya seseorang yang terindikasi positif melalui pemeriksaan PCR ini tidak dapat dipastikan, walaupun telah melalui masa isolasi mandiri 14 hari. Penelitian menunjukkan masih ada kemungkinan menular 6-8 % meskipun telah melalui masa isolasi mandiri 14 % yang hasil PCR nya masih positif. Memang pemeriksaan PCR tidak dapat menentukan apakah yang dideteksi itu adalah virus hidup atau mati. Untuk memastikan bahwa yang ditemukan adalah virus hidup, harus menggunakan metode kultur virus, di mana di negara kita metode kultur virus masih tersedia untuk penelitian saja.

Nilai CT yang tercantum pada pemeriksaan RT-PCR merupakan nilai yang menjelaskan banyak sedikitnya virus CoViD-19. Nilai CT (cycling time) yang rendah menunjukkan jumlah virus yang banyak. Artinya, alat hanya berputar sedikit kali untuk menemukan virus. Sedangkan nilai CT yang tinggi menunjukkan jumlah virus masih sedikit (tahap awal infeksi) atau  semakin sedikit (tahap akhir infeksi). Artinya, alat berputar banyak kali untuk menemukan virus.

Untuk kriteria kesembuhan tentu saja swab antigen tidak dapat digunakan, karena pemeriksaan swab antigen hanya digunakan untuk penyaring (skrining). Pada umumnya, bila infeksi sudah mencapai hari ke-5 atau lebih, hasil swab antigen negatif, walaupun seseorang masih sangat menular.

Jadi paham ya, harus memilih swab antigen atau swab PCR, disesuaikan untuk kebutuhan apa. Dan harus memilih swab antigen atau PCR yang mana dan bagaimana.