Beberapa waktu yang lalu, selalu dinasihatkan bagi yang berusia lebih dari 40 tahun untuk memilih olahraga yang bersifat aerobik atau “kardio”, yaitu olahraga yang terukur dan teratur. Contoh olah raga jenis ini adalah jogging, berenang, bersepeda, atau jalan kaki. Tetapi, akhir-akhir ini banyak diberitakan kejadian tidak terduga, berupa kematian mendadak peserta lari marathon, pesepeda gunung, pendaki gunung, atau bahkan pejalan kaki (hash atau tracking). Penyebab kematian yang diberitakan baik di surat kabar atau media sosial antara lain kehausan, kelelahan, kedinginan, atau serangan jantung. Bukankah jenis olah raga ini cukup aman? Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Olah raga yang bagaimana yang sebenarnya dikatakan aman?
Olah raga yang bersifat kompetitif, meskipun alasannya hanya santai atau untuk senang-senang saja, seperti bulutangkis, tennis lapangan, futsal, sepakbola, sangat berisiko bagi orang yang sudah mempunya “plak” di pembuluh darahnya. Adanya “plak” disertai dengan kadar Kolesterol, Kolesterol LDL, dan Trigliserida yang tinggi dan mudah teroksidasi, dengan ditambah adanya adrenalin yang diproduksi berlebihan saat melakukan olah raga yang bersifat kompetitif, menyebabkan mudahnya plak di pembuluh darah tersebut pecah, menyemburkan isinya, dan mengundang sel-sel di darah untuk menutup pecahan tersebut sehingga terjadi pembuntuan total pembuluh darah. Bila pembuntuan ini terjadi di pembuluh darah jantung terjadi serangan jantung, bila terjadi di pembuluh darah otak terjadi stroke. Adrenalin memiliki peranan sangat penting di sini, karena selain menyebabkan tekanan darah meningkat, juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah. Adrenalin juga meningkat kadarnya bila seseorang stres, mengalami kecemasan, bahkan saat-saat menegangkan seperti naik jet coaster, menghadapi ujian, menonton film horor, dan mengalami hal-hal lain yang menegangkan.
Pada jenis olah raga seperti lari marathon, naik gunung, tracking atau hash, bersepeda cross country atau trail, ternyata terjadi pula peningkatan Adrenalin ini. Olah raga jenis ini menuntut target, baik itu target kelompok, gengsi, atau target pencapaian pribadi. Jadi harusnya bagaimana menyikapi jenis olah raga ini?
Olah raga yang aman bagi orang yang berusia > 40 tahun sebenarnya tetap olah raga yang bersifat aerobik atau “kardio” secara terukur dan teratur. Jenis olah raga ini berupa jalan kaki, bersepeda, berenang, jogging, dan dilakukan secara teratur 3 – 5 kali / minggu, dengan durasi 30 menit sampai 1 jam. Idealnya dimulai dengan melakukan peregangan, pemanasan, dan diakhiri dengan pendinginan.