Di bulan yang suci ini sering kali terjadi “salah kaprah” soal makanan. Pengeluaran belanja bulanan membengkak, tetapi gangguan kesehatan terutama sakit tenggorokan dan gangguan pencernaan juga malah sering terjadi. Puasa di bulan Ramadhan seharusnya membuat tubuh menjadi sehat, segar dan bugar. Selain karena iman dan penghayatan, aturan berpuasa justru menjadi semacam “detok” bagi tubuh kita. Kadar gula darah terkendali, tekanan darah terkendali, kadar kolesterol menurun, dan tubuh menjadi segar. Dengan catatan, kondisi itu terjadi bila aturan makan benar.
- Takjil. Setelah lebih dari 12 jam perut kita kosong tidak diisi cairan maupun makanan, kondisi lambung kosong kita hanya berisi asam lambung. Tubuh kita selama aktivitas di siang hari menggunakan energi yang berasal dari makan sahur, dan bila kurang, membongkar cadangan kalori yang tersimpan baik di bawah kulit, otot, maupun di hati. Perut yang lama kosong dan tenggorokan yang kering sangat baik bila di”cuci” dengan segelas air. Lalu, dalam kondisi ini, takjil saat berbuka yang wajib disantap adalah jenis makanan atau minuman yang mengandung kalori yang cepat dibongkar (bukan glukosa). Contoh makanan ini adalah kurma, atau buah-buahan segar, juga jus buah segar yang banyak mengandung fruktosa yang lebih cepat diubah menjadi energi. Kesalahan kita adalah:
- Mengkonsumsi minuman/makanan manis tinggi glukosa seperti kolak, dawet, dan sebagainya. Energi dari glukosa akan dibongkar saat kita tidur dan malah menumpuk sehingga menyebabkan kenaikan berat badan.
- Minum air dingin akan seperti menyiram air es ke wajan yang panas dan mengakibatkan iritasi lapisan tenggorokan karena perubahan mendadak ini, walaupun di awal terasa segar. Maka tidak jarang sering terjadi radang tenggorokan.
- Makan malam. Setelah mengkonsumsi takjil, sangat baik bila tidak langsung santap besar. Makan malam dilakukan setelah sholat tarawih. Makan malam tidak boleh “kalap”. Makan malam dengan sedikit nasi tetapi banyak sayur sangat baik karena setelah itu aktivitas kita hanya tidur malam.
- Makan sahur. Makan sahur wajib dilaksanakan, maka usahakan tidak terlambat bangun. Makan sahur bertujuan menyiapkan energi dan cukup cairan selama berpuasa. Makan dan minum sahur sangat baik bila disajikan hangat, karena makanan dan minuman hangat akan memperlambat pengosongan lambung, sehingga tidak mudah lapar. Jenis makanan yang dianjurkan adalah makanan yang lambat diubah menjadi energi seperti nasi goreng, rawon, soto, dengan lauk lengkap. Energi yang disediakan dari makan sahur akan siap 3 – 4 jam setelah makan sahur, dan itu pas dengan aktivitas kita. Tidak dianjurkan terlalu asin, karena akan mempercepat timbulnya rasa haus. Minum manis sangat dianjurkan seperti teh manis hangat atau susu hangat, atau kolak hangat. Keadaan akan berbeda bila setelah makan sahur berencana tidur kembali. Maka kebalikan dari itu semua yang dianjurkan. Supaya tidak terjadi gangguan pencernaan, maka minuman dingin dan makanan dingin yang dikonsumsi, sehingga mempercepat pengosongan lambung dan tidur dilakukan miring ke kanan. Dengan kondisi demikian maka perut “mbesesek” dan terasa sebah setelah bangun tidur pagi akan berkurang. Oleh karena itu, idealnya, setelah makan sahur, tidak tidur kembali, tetapi lakukan aktivitas ringan seperti bersih-bersih rumah, atau jalan pagi santai, niscaya tubuh akan bugar dan tidak lemas.
Nah, demikian tips Ramadhan kali ini. Semoga membantu. Pengeluaran keuangan keluarga tidak membengkak, malah jadi irit, dan tubuh menjadi sehat, bugar dan segar, ibadah pun barokah.
Selamat menunaikan ibadah puasa.